Tuntutlah ilmu meski sampai negri china ( 3 )

by - Jumat, Juli 26, 2013

Kenapa Islam Mengajarkan Untuk Menuntut Ilmu ke Negeri Cina?

Mungkin masih banyak diantara kita yang tidak memahami kenapa ada hadis Rasulullah Muhammad SAW ” Bergurulah kamu sampai ke Negeri Cina untuk menuntut Ilmu..” Banyak yang bertanya-tanya kenapa harus ke Cina bukan ke Negara-negara Arab atau Timur Tengah?
Anggapan ini dapat dibenarkan karena kita tahu bahwa agama islam dengan kitab sucnya Al-Qur’an adalah diturunkan di Mekah daerah Timur Tengah. Sebetulnya maksud hadis tersebut bukan untuk belajar Al-Qur’an melainkan belajar bagaimana memperaktekkan cara bersyukur atas rezeki yang diurunkan Allah kepada manusia menurut Agama Islam sesuai dengan petunjuk yang terdapat didalam Al-Qur’an.
Semua petunjuk bagaimana mensyukuri atas rezeki yang diperoleh semua petunjuknya terdapat di Al-Qur’an namun banyak kita belum bisa mengamalkan bagaimana perakteknya didalam kehidupan sehari-hari.Kebetulan salah satu suku bangsa ciptaan Allah yang memiliki sifat bawaan lahir yang bisa menjalankan bagaimana mensyukuri atas rezeki yang diperolehnya. Makanya coba perhatikan dimanapun pada umumnya suku Cina dalam berusaha baik dagang,bekerja, apapun pekerjaannya mereka sangat tekun mengerjakannya. Memulainya dengan modal kecil-kecilan buka usaha apapun selalu berusaha menjaga dagangannya agar kwalitasnya tetap terjaga, mereka tidak mau menipu pelanggannya barang jelek atau sudah rusak dikatakan bagus.dan tidak mau mengurangi timbangan atau takarannya hal tersebut juga dilarang didalam Al-Qur’an.
Kemudian mereka tidak mau memboroskan uang dari hasil dagang yang mereka dapatkan susah payah, apabila dapat untung 1 hari 100 ribu hanya mereka makan sebesar 10 ribu walaupun tidak cukup mereka sabar dengan cara makan bubur seadanya. Kemudian sisanya mereka tambahkan ke modal usahanya, dengan demikian karena kwalitas barangnya terjamin dengan harga yang relatif murah karena hanya mengambil keuntungannya sedikit lama kelamaan terus berkembang dan maju sehingga mendapatkan kekayaan.
Apakah benar yang dilakukan orang-orang Cina dalam berusaha atau dagang persis sesuai yang di ajarkan dalam Al-Qur’an bagaimana perwujudan bersyukur menurut Islam seperti cuplikan beberapa ayat ” Jangan kamu makan hak sesamu dengan jalan tidak halal (curang)”, Jangan kamu mengurangi takaran (timbangan) kepada orang lain.” Jangan kamu berikan sesuatu (barang) yang tidak baik kepada orang lain, sedangkan kamu sendiri tidak mau.” Jangan kamu hidup boros (berpoya-poya) karena itu merupakan sifatnya setan.” Orang-orang yang memelihara amanah & perjanjiannya ( menepati janji).” Orang-orang yang berkata dengan jujur.”
Sehingga bagi manusia semuanya dimuka bumi ini apapun agamanya kalau seseorang itu bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah Tuhan YME kepadanya, maka akan dimudahkan dan ditambah-tambah rezekinya, sedangkan bagi yang tidak bersyukur akan mendapat siksaan (hidup miskin,melarat,susah rezeki) Jadi wujud dari bersyukur itu tidak cukup hanya sholat saja dan mengucapkan Alhamdulillah melainkan harus dijalankan ibadah tersebut sesuai dengan amal perbuatan didalam kehidupan sehari-hari, baru bisa dikatakan orang-orang yang bersyukur.”
Sebetulnya kalau umat islam walaupun tidak ditakdirkan mempunyai sifat bawaan sebagaimana suku bangsa cina, namun ada kitab Al-Qur’an yang dapat digunakan sebagai petunjuknya namun kebanyakan umat islam hanya bisa baca Al-Qur’an tetapi tidak mau mempelajari tafsirnya. Karena ada yang beranggapan tidak perlu tahu isinya yang penting dengan membaca saja cukup dan akan dapat pahala. Karena pemahaman yang keliru itulah sehingga banyak kita umat islam akhirnya banyak ketinggalan dari segi ekonomi dibandingkan orang-oarang cina.
Padahal sesungguhnya kalau kita umat islam bisa mengamalkan Al-Qur’an itu didalam kehidupan didunia dan melaksanakan semua petunjuk-petunjuknya akan dapat mendapatkan 2 keuntungan baik didunia (kekayaan,materi,kesenangan,rezeki yang berlimpah) dan keuntungan lain adalah kebahagian akhirat. Demikianlah mudah-mudahan ada manfaatnya kepada kita semua.

Sumberkaya.com 

You May Also Like

0 komentar

عن أَبِي سَعِيدٍ الْخدْرِيِّ عَنِ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم، قَالَ: لَتَتْبَعُنَّ سَنَنَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ، شِبْرًا بِشِبْرٍ، وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍ حَتَّى لَوْ دَخَلُوا جُحْرَ ضَبٍّ تَبِعْتُمُوهُمْ قُلْنَا: يَا رَسُولَ اللهِ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ: فَمَنْ

"Sungguh diantara kalian akan mengikuti apa-apa yang dilakukan bangsa-bangsa terdahulu, selangkah demi selangkah, sehasta demi sehasta walau pun mereka memasuki lubang biawak kamu akan mengikuti mereka". Diantara para sahabat ada yang bertanya "Ya, Rasululah apakah yang dimaksud (di sini) adalah pemeluk agama Yahudi dan Nashrani ?" Rasulullah menjawab "Siapa lagi (kalau bukan mereka) (HR. Bukhari)